Kritik Imam Al-Ghazali untuk Orang yang Haji Berulang Kali Tapi Tetangganya Kelaparan

 
Kritik Imam Al-Ghazali untuk Orang yang Haji Berulang Kali Tapi Tetangganya Kelaparan

LADUNI.ID, Jakarta - Ketika melihat persentase jamaah haji tiap tahun, memperlihatkan angka yang terus mengalami peningkatan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kemudahan dan banyaknya travel umrah dan haji yang menyediakan jasa umrah dan haji dengan fasilitas yang tidak kalah menariknya.

Kemudahan dalam melakukan umrah dan haji bagi yang mampu tentu merupakan salah satu hal yang perlu kita syukuri. Akan tetapi, di balik kemudahan melaksanakan haji tersebut, ada sesuatu yang justru mengkhawatirkan menurut sebagian ulama, yaitu fenomena haji berulang kali.

Almarhum KH Ali Mustafa Yaqub termasuk orang yang berada di garda depan mengkritik fenomena haji berkali-kali ini. Menurutnya, lebih baik mendermakan ongkos haji itu untuk menyejahterakan kaum dhu’afa. “Af’alul muta’addi afdhalu minal qashir (ibadah sosial lebih baik daripada ibadah individual)” Itulah kalimat yang sering beliau sampaikan.

Pendapat ini amat berkait erat dengan masih banyaknya problem kemiskinan dan kefakiran yang belum tuntas di negeri ini. Sehingga alangkah baiknya harta yang banyak itu digunakan untuk menyelesaikan problem ini, ketimbang beribadah haji berkali-kali. Terlebih lagi, haji kedua dan seterusnya hukumnya sunah, tidak wajib.

Adapun kritik yang dilontarkan almarhum Kiai Ali Mustafa Yaqub ini sebenarnya sudah ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin jilid tiga. Al-Ghazali menjelaskan, panjang lebar terkait tipu daya. Siapa saja bisa terpedaya baik orang berilmu, sufi, maupun pemilik harta. Khusus bagi orang berharta (

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN