Tawassul dalam Perspektif Ahli Hadis

 
Tawassul dalam Perspektif Ahli Hadis

Oleh Moh. Ma'ruf Khozin

LADUNI.ID, Jakarta - Tawassul memiliki arti dasar 'mendekat', sementara Wasilah adalah media pelantara untuk mencapai tujuan. Tawassul yang dimaksud dalam disini adalah mendekatkan diri kepada Allah swt dengan menggunakan pelantara lain, baik nama-nama Allah (al-Asma' al-Husna), sifat-sifat Allah, amal shaleh, atau melalui makhluk Allah baik, dengan doanya atau kedudukannya yang mulia disisi Allah. (al-Mausu'ah al-Fiqhiyah)

Sedangkan Istighatsah adalah meminta pertolongan (طلب الغوث) sebagaimana dalam QS. Al-Anfal: 9, baik langsung kepada Allah maupun melalui pelantara seperti saat minta pertolongan di hari kiamat kepada Nabi Adam, Nabi Nuh dan akhirnya meminta pertolongan kepada Nabi Muhammad Saw (HR al-Bukhari No 1475). Namun secara umum Syaikh Taqiyuddin al-Subki tidak membedakan antara Tawassul dan Istighatsah, karena pada hakikatnya adalah meminta pertolongan kepada Allah melalui pelantara tertentu (Syaikh Abu Ahmad bin Marzuq, al-Tawassul bi al-Nabi wa bi al-Shalihin 185)

A. Rasulullah Saw Mengajarkan Tawassul

- Riwayat al-Hakim dan al-Turmudzi

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً ضَرِيْرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ يَرُدُّ اللهُ عَلَيَّ بَصَرِيْ فَقَالَ لَهُ قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ وَشَفِّعْنِي فِي نَفْسِي فَدَعَا بِهَذَا الدُّعَاءِ فَقَامَ وَقَدْ أَبْصَرَ (رواه الحاكم 1929 والترمذي 3578)

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN