Tahun 1945 M: KH. Hasyim Asy'ari dan Sebuah Senapan

 
Tahun 1945 M: KH. Hasyim Asy'ari dan Sebuah Senapan
Sumber Gambar: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Pertempuran berkecamuk di Surabaya dan dengan cepat menyebar hingga ke wilayah-wilayah sekitarnya. Jombang, salah satu titik strategis dalam peta pertempuran, kini berada dalam lingkaran bahaya. Penduduk mulai meninggalkan kota, mencari tempat yang lebih aman. Keadaan begitu genting, Jombang terlalu beresiko untuk ditinggali.

Di tengah ketegangan yang melanda, para petinggi Laskar Hisbullah dan tentara rakyat berkumpul untuk menemui ulama besar, KH. Hasyim Asy’ari, di pondok pesantrennya Tebuireng.

Di antara mereka ada Bung Tomo, sang orator perlawanan yang membakar semangat rakyat, dan Gus Yusuf Hasyim, putra bungsu KH. Hasyim Asy’ari yang menjadi Laskar Hisbullah. Para perwira datang bukan hanya untuk meminta saran, tetapi juga untuk membujuk KH. Hasyim Asy’ari agar ikut mengungsi, karena Tebuireng dianggap terlalu rawan untuk ditinggali.

“Kami tidak punya cukup kekuatan untuk mempertahankan Tebuireng, kyai” Kata Bung Tomo, nada suaranya dipenuhi kekhawatiran.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN