Kisah Perempuan Indonesia di Suriah: Anakku Digagahi di Depan Mataku

 
Kisah Perempuan Indonesia di Suriah: Anakku Digagahi di Depan Mataku

LADUNI.ID, Jakarta - Ratusan pengungsi sedang beristirahat dan bermalam di sebuah tempat. Mereka ingin meninggalkan kota Raqqa yang dikuasai Daesh (ISIS) menuju sebuah kota di Turki. Ada percakapan antara wanita Indonesia dan wanita Suriah.

"Saya benar-benar jadi korban propaganda Daesh. Jauh-jauh suami saya mengajak kami sekeluarga meninggalkan Indonesia, ingin hidup dalam negara bersyariah dan Islami. Khilafah katanya lebih baik ketimbang negara Republik yang menganut paham demokrasi. Ditawarkan pekerjaan yang penghasilannya lumayan. Tentu saja kami tergiur, bisa hidup mapan sambil menabung amal untuk kehidupan akhirat nanti…

“Ternyata semuanya palsu. Suami saya dipenjara oleh Daesh. Saya hampir diperkosa. Anak perempuan saya mau dipaksa jadi istri pejuang Daesh. Kami ini korban Daesh," kata wanita asal Indonesia.

Wanita Suriah menjawab, "Korban ndasmu! Dasar bodoh tolol! Kalian itu pelaku, jangan sok jadi korban. Disebut korban adalah jika anda berada dalam kondisi di luar kekuasaan dan kendali anda. Seperti kami, yang dulu hidup tenang mencari nafkah dan membesarkan anak anak. Tiba-tiba ada perang. Suamiku dipenggal kepalanya akibat tak mau ikut angkat senjata. Anak perempuanku digagahi didepan mataku sendiri, dan sekarang saya tidak tahu dia masih hidup atau tidak."

"Kalian enak hidup di Indonesia yang tenang dan damai, tak ada perang, tak ada Daesh. Tapi dengan kesadaran sendiri memilih datang ke negara kami untuk bergabung dengan Daesh. Apa kalian tak pernah melihat kekejian mereka menyembelih leher manusia seperti binatang? Apa kalian tak mendengar berita ada anak perempuan usia 12 tahun sudah dilelang di pasar budak untuk jadi pemuas nafsu sex mereka?"

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN