Belajar dari Guru Ngaji Tentang Cara Mensyukuri Hidup
LADUNI.ID, Jakarta - Ketika buruh ribut demo, guru ngaji tetap diam. Ketika guru ASN dapat ini itu, guru ngaji tetap diam. Ketika guru honorer ribut, karena tak dapat THR, guru ngaji tetap diam.
Ketika guru honorer bikin surat terbuka untuk presiden, guru ngaji tetap diam dan Istiqomah mengajar anak didiknya.
Guru ngaji diam bukannya tidak ingin demo seperti buruh, yang meminta kenaikan upah, begitu pula ketika guru ASN mendapatkan ini itu dari pemerintah dan guru Honorer bikin surat terbuka untuk presiden.
Sebenarnya guru ngaji pun sama, ingin ini itu dan juga ingin dapat THR seperti yang diharapkan guru honorer.
Tapi guru ngaji menyadari, bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Dan Guru Ngaji juga menyadari, bahwa bukan besar kecilnya "nominal" yang membuat hidup bahagia, tapi rasa syukur yang akan menjadikan hati diberikan kebahagiaan.
Karna niat dan tujuan guru ngaji adalah ibadah, menyebarkan ilmu dan ikhtiyar mencerdaskan masyarakat agar mempunyai moral dan ahlaqul karimah serta taat beribadah kepada Robbnya.
Guru ngaji menyadari, bahwa berkeluh kesah pada manusia meski dengan surat terbuka, hanya akan menyisakan putus asa dan rasa kecewa, maka bagi guru ngaji lebih baik tiap malam mengadu pada yang Maha Menerima keluh kesah tanpa pilih kasih, Yang tidak pernah membuat kecewa pada makhluk-Nya.
Memuat Komentar ...