Enam Pernyataan Sikap PMII Sumenep Soal Bahaya Oligarki

 
Enam Pernyataan Sikap PMII Sumenep Soal Bahaya Oligarki

LADUNI.id, Sumenep - Sejak era kolonial, political capture dan regulatory capture selalu menjadi jalur yang mempertemukan segelintir borjuis untuk berurusan dengan pejabat publik, yang kemudian mendorong transaksi kepentingan antara perusahaan, birokrat dan politisi sehingga konglomerasi terlahir. 

Sehingga hari ini Indonesia tengah dihadapkan dengan demokrasi semu yang dikuasai oleh oligarki sebagai hasil _democratic regression_. Maka tak keran apabila problem kerakyatan tidak menemukan titik terang, kepentingan rakyat tergadaikan dan termasuk dinamika perampasan ruang hidup rakyat adalah wujud kumpul kebo pemerintah dan pemodal. 

Hal lain yang justru sangat disayangkan ketika kalangan akademisi termasuk skandal aktifis masa kini tidak melibatkan diri malah menjadi alat pemuas birahi pemodal penuh ambisi. 

Namun kini harapan tidaklah pudar, melalui gerakan santri dengan beragam kemampuan dibekali pemahaman agama yang matang. Maka hingga detik ini akan menjadi obor menyuarakan perlawanan, sampai kemenangan akan tercapai dengan semangat kesantrian. Dari hal itu kemudian mendorong beberapa pernyataan sikap yang bisa dijadikan kabar buruk bagi para penguasa dan bagundal-bagundal oligarki.

1. Sebagai kalangan santri yang memiliki basis sosial kemasyarakatan, dengan tegas melawan virus oligarki yang selama ini telah melanggengkan penindasan melalui skandal kebijakan bersama elite pemerintahan.

2. Keberhasilan hegemoni oligarki terjadi karena awamnya masyarakat terhadap praktek politik capture, maka kami santri menyerukan kepada kalangan akademisi dan aktivis untuk melakukan pendampingan dan tidak abay pada mereka.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN