Penghafal Al-Qur’an Harus Memperhatikan Beberapa Etika Ini

 
Penghafal Al-Qur’an Harus Memperhatikan Beberapa Etika Ini

LADUNI.ID, Jakarta – Sekarang ini, banyak lembaga pendidikan Islam atau pondok yang khusus menciptakan murid atau santrinya yang bisa hafal Al-Qur’an. Hal tersebut menjadi nilai plus bagi perkembangan dunia Islam itu sendiri. Akan tetapi, seorang santri atau murid yang ingin menghafal Al-Qur’an harus memiliki beberapa sifat dan etika ketika menghafal Al-Qur’an.

Tulisan ini membahas tentang beberapa etika dan sifat yang harus dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an. Apa saja itu? Berikut ini ulasan yang ditulis oleh Ustadz Moh. Fathurrozi, Pecinta Ilmu Qira’at, Kaprodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAI Al Khoziny Buduran, Sidoarjo.

***

Menghafal Al-Qur’an merupakan aktivitas istimewa yang bernilai ibadah. Satu huruf dalam Al-Qur’an berbanding sepuluh kebaikan. Bahkan, bagi mereka yang mampu menghafal seluruh Al-Qur’an, akan mendapatkan garansi surga bersama sepuluh keluarganya. Oleh sebab itu, tak ayal pada era sekarang ini banyak orang tua berlomba-lomba menyuruh anaknya untuk menghafal Al-Qur’an dan mendidiknya di sekolah-sekolah yang ada program tahfidhnya.

Selain mereka bergaransi masuk surga, mereka juga mendapat predikat sebagai “hamil” Al-Qur’an (bukan “al-hafiz” sebagaimana banyak dipakai di Indonesia) dan sebagai keluarga Allah dari kalangan manusia, sebagaimana sabda Nabi:

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN