Biografi Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, M.A

 
Biografi Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, M.A
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru Beliau

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren

4.    Keistimewaan
5.    Karya-Karya
6.    Chart Silsilah Sanad

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, M.A atau yang akrab dengan sapaan Buya Syakur lahir pada 2 Februari 1948 M dari pasangan KH. Moh Yasin Ibrohim dan Nyai Hj. Zaenab, di Indramayu, Jawa Barat. Buya Syakur merupakan sosok ulama yang sangat rendah hati (tawadhu), sederhana dan selalu menghormati kepada siapapun dan dari latar belakang apapun.

Dalam menyampaikan kajiannya Buya Syakur memiliki ciri khas seperti ulama Nahdlatul Ulama (NU) pada umumnya, suara Buya Syakur tidak pernah meninggi, beliau menjelaskan aneka persoalan yang sebenarnya cukup rumit, namun beliau jelaskan dengan perlahan, jelas dan fokus.

Ciri khas NU lainnya adalah isi kajian Buya Syakur lebih mengutamakan kehidupan bermuamalah di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.

Baca juga: Keharusan Memiliki Guru, Penjelasan Buya Syakur dari Sisi Tasawuf

1.2 Riwayat Keluarga
Buya Syakur menikah dengan Nyai Hj. Zainab Al-Huda, dari pernikahannya, beliau dikaruniai dua orang anak yakni:

  1. Hasyimi Robit Ibdal,
  2. Khozainu Rohmati Robbi Dawud Awwab.

1.3 Wafat
Buya Syakur wafat pada Rabu, 17 Januari 2024 pukul 02.00 WIB dini hari di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Masa pendidikan Buya Syakur dari kecil hingga dewasa banyak dihabiskan di pondok pesantren. Beliau secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.

Lamanya belajar di pondok pesantren, membuat Buya Syakur menjadi mahir dalam berbahasa Arab. Hal ini kemudian yang membuat Buya Syakur menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan, pada tahun 1971 M, Buya Syakur melanjutkan pendidikan di Cairo. Ketika Buya Syakur menjadi mahasiswa di sana, beliau diangkat menjadi ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Cairo.

Buya Syakur selesai dengan skripsi sarjananya yang berjudul Kritik Sastra Objektif terhadap karya novel-novel Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir).

Kemudian pada tahun 1977 M, Buya Syakur menyelesaikan ilmu Al-Qur’an di Libya. Pada tahun 1979 M, beliau menyelesaikan sastra Arab. Dua tahun selanjutnya, tepatnya pada tahun 1981 M, beliau telah menyelesaikan S2-nya dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Setelah itu, kemudian beliau diangkat menjadi staff ahli di kedutaan besar Tunisia.

Pada tingkat doktoral, Buya Syakur, mengambil kuliah di London dengan konsentrasi dialog teater dan lulus pada tahun 1985 M. Jadi kurang lebih sekitar 20 tahun lamanya beliau habiskan untuk belajar di Timur Tengah dan Eropa.

2.2 Guru Beliau
1. KH. Moh Yasin Ibrohim (ayah),
2. KH. Amin Sepuh.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Tepat pada tahun 1991 M, Buya Syakur pulang ke Indonesia bersama GusdurQuraish Shihab, Nurcholis Majid dan Alwi Shihab. Setelah kembali ke Indonesia, beliau membaktikan diri berdakwah di kampung halamannya, di Indramayu.

Lima tahun (1995) setelah Buya Syakur pulang, beliau kemudian mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan yang bertempat di Jl. By Pass Kertasemaya KM. 37 Rt.01 Rw. 01 Cadangpinggan, Sukagumiwang, Indramayu.

Baca juga: Allah Selalu Menawarkan Agar Manusia Meminta Hanya kepada-Nya

Pada awalnya pengajian yang disampaikan oleh Buya Syakur dilakukan secara offline, tapi sejak 7 Mei 2017, pengajian Buya Syakur dilakukan secara online juga. Untuk mengetahui pengajian Buya Syakur bisa mengakses lewat akun Youtubenya di KH Buya Syakur MA dengan Label Wamimma TV.

4. Keistimewaan
Keistimewaan yang dimiliki oleh Buya Syakur adalah, seperti yang pernah Gus Dur katakan bahwa di Indonesia ini cuma ada tiga orang yang berpikir analitis dalam memahami Islam, yaitu Quraish Shihab, Buya Syakur, Cak Nur.

Hal ini terbukti dari tema-tema yang diunggah lewat akun Youtube beliau yang bertema cukup berat dan banyak yang berbasis kitab kontemporer atau tasawuf, sebut saja misalnya fi Zhilali al-Qur’an, La Tahzan karya ‘Aidh al-Qarni, sampai Al-Hikam Ibn ‘Athaillah As-Sakandari, dan kegemaran beliau pada menulis dan menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab juga terlihat pada beberapa video yang diunggah akun Youtube beliau yang bertema Pembacaan Puisi.

Beberapa puisi yang beliau bacakan seringkali diangkat berdasarkan keadaan yang sering melanda masyarakat umum, tidak sulit dipahami namun tetap berbobot. Dengan gaya dan logat yang khas bahasa pantura, Buya Syakur menggambarkan sosok berisi ilmu dalam setiap mengikuti beliau berceramah. Beliau menjelaskan aneka persoalan.

Baca juga: Tuhan yang Berkebudayaan dalam Pandangan Buya Syakur Yasin

5. Karya-Karya

  1. Renungan Spiritual Buya Syakur Yasin,
  2. Surat-Surat Cinta Buya Syakur Yasin,
  3. Menembus Palung Hati Yang Paling Dalam,
  4. Buku Wamima: Zikir Wamima dan Do’a Ya Latif.

5. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin MA dapat dilihat DI SINI


Artikel ini sebelumnya diedit pada tanggal 12 November 2022, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 17 Januari 2024.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya