Hamil Tanpa Bersetubuh, Mungkinkah? (Sebuah Tinjauan Fikih Klasik)

 
Hamil Tanpa Bersetubuh, Mungkinkah? (Sebuah Tinjauan Fikih Klasik)
Sumber Gambar: bioinformant.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Secara umum, orang bisa hamil itu setelah melakukan hubungan badan atau bersetubuh, kecuali Siti Maryam ibunda Nabi Isa AS. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan terjadi suatu peristiwa yang menunjukkan adanya seseorang yang belum pernah bersetubuh tetapi ternyata bisa hamil. Lantas bagaimanakah fikih klasik memandang hal ini?

Terkait dengan hal ini, terdapat pandangan yang menarik di dalam kitab Hasyiyah Bujairami ‘ala Al-Khatib, Syaikh Bujairami menuliskan berikut ini:

ﺣَﺎﺩِﺛَﺔٌ ﻭَﻗَﻊَ اﻟﺴُّﺆَاﻝُ ﻋَﻨْﻬَﺎ: ﻭَﻫِﻲَ ﺃَﻥَّ ﺑِﻜْﺮًا ﻭُﺟِﺪَﺕْ ﺣَﺎﻣِﻼً ﻭَﻛَﺸَﻒَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ اﻟْﻘَﻮَاﺑِﻞُ ﻓَﺮَﺃَﻳْﻨَﻬَﺎ ﺑِﻜْﺮًا ﻫَﻞْ ﻳَﺠُﻮﺯُ ﻟِﻮَﻟِﻴِّﻬَﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﺰَﻭِّﺟَﻬَﺎ ﺑِﺎﻹْﺟْﺒَﺎﺭِ ﻣَﻊَ ﻛَﻮْﻧِﻬَﺎ ﺣَﺎﻣِﻼً ﺃَﻡْ ﻻَ؟

“Ada kejadian dan dipertanyakan hukumnya, yaitu seorang perawan yang ditemukan hamil, namun menurut para wanita ahli kehamilan ternyata setelah dilihat selaput keperawanan masih utuh. Lalu bolehkah walinya menikahkannya secara ijbar (tanpa persetujuan wanita) dalam keadaan hamil?”

ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﻳَﺠُﻮﺯُ ﻟِﻮَﻟِﻴِّﻬَﺎ ﺗَﺰْﻭِﻳﺠُﻬَﺎ ﺑِﺎﻹْﺟْﺒَﺎﺭِ ﻭَﻫِﻲَ ﺣَﺎﻣِﻞٌ ﻻِﺣْﺘِﻤَﺎﻝِ ﺃَﻥَّ ﺷَﺨْﺼًﺎ ﺣَﻚَّ ﺫَﻛَﺮَﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺮْﺟِﻬَﺎ. ﻓَﺄَﻣْﻨَﻰ ﻭَﺩَﺧَﻞَ ﻣﻨﻴﻪ ﻓِﻲ ﻓَﺮْﺟِﻬَﺎ ﻓَﺤَﻤَﻠَﺖْ ﻣِﻨْﻪُ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺯَﻭَاﻝِ اﻟْﺒَﻜَﺎﺭَﺓِ ﻓَﻬُﻮَ ﻏَﻴْﺮُ ﻣُﺤْﺘَﺮَﻡٍ ﻓَﻴَﺼِﺢُّ ﻧِﻜَﺎﺣُﻬَﺎ ﻓِﻲ ﻫَﺬِﻩِ اﻟﺼُّﻮﺭَﺓِ ﻣَﻊَ ﻭُﺟُﻮﺩِ اﻟْﺤَﻤْﻞِ

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN