Mengenal Sosok Intelektual NU yang Berani Melawan Kekuasaan
LADUNI.ID, Jakarta - Namanya melejit setelah tragedi 1965. Dalam sebuah kunjungan ke Yogyakarta sekitar 1965, Subchan ZE meninggalkan kesan yang sangat spesial bagi anak-anak muda Nahdlatul Ulama (NU). Subchan datang dengan membawa konsep ekonomi baru kepada sekumpulan anak-anak mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta.
Umar Basalim, yang kala itu masih duduk sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, termasuk salah satu anak muda NU yang kagum terhadap pandangan ekonomi Subchan sebagai tandingan model pembangunan ekonomi ala “Mafia Bekeley” yang mulai didengungkan Widjojo Nitisastro cs. “Dia membawa konsep ekonomi alternatif. Waktu itu belum ada orang NU yang bisa berbicara ekonomi sefasih Subchan,” ujar Profesor Umar Basalim, bekas Rektor Universitas Nasional itu kepada Prioritas, Senin dua pekan lalu.
Subchan Zaenuri Ehsan dibesarkan di tengah keluarga santri kaya di Kudus. Dia diajarkan untuk tumbuh menjadi pengusaha besar. Di usia 14 tahun, Subchan sudah diserahi tugas memimpin pabrik rokok cap “Kucin” di Kudus milik ayah angkatnya H. Zaenuri Echsan, seorang pengusaha rokok kretek. Pengalaman mengelola perusahaan sejak kecil tersebut menjadi bekal Subchan berhasil menjadi pengusaha yang berhasil. Belakangan, sejak ia pindah ke Jakarta, Subchan sudah mengendalikan jejaring bisnis 28 perusahaan miliknya. Bahkan, Subchan dikabarkan memiliki pesawat pribadi. Ukuran yang jarang untuk konglomerat di zaman itu.
Memuat Komentar ...