Belajar dari Kiai Asep Saifuddin
LADUNI.ID, Jakarta - Mendengarkan cerita Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin atau yang biasa dipanggil dengan Kiai Asep membuat saya termotivasi.
Berangkat dari menjadi seorang santri yang ditinggal wafat oleh ayahandanya pada saat duduk di kelas 2 SMA kemudian sampai memutuskan keluar dari pondok dengan berbekal 2 stel pakaian, beberapa kitab dan kamus bahasa Arab dan Inggris dengan prinsip mencari tempat yang mau menerima kehadirannya, bisa makan dan minum gratis tapi tetap bisa belajar dan membuka kitab. Dari tidak punya apa-apa sampai memiliki tanah 40 hektar
Pesantren yang beliau kelola pada tahun 2006 baru mempunyai santri 40 orang tapi sekarang pada tahun 2020 santrinya sudah mencapai 10.0000 orang, bahkan 2 tahun mendatang beliau merencanakan mendirikan Universitas Internasional di Pacet Mojokerto untuk seluruh mahasiswa dari berbagai negara.
Diantara pesan kiai Asep kepada santri yang melanjutkan kuliah di negara muslim minoritas
Santri harus mengamalkan sholat 50 Rakaat sehari semalam dengan formasi
- 17 rakaat sholat wajib
- 14 rawatib
- 15 tahajud
- 4 dhuha
Santri tidak boleh makan sembarangan, harus makan dengan masakan sendiri
Prestasi Pesantren
PP. Amanatul Ummah meraih penghargaan Kategori Kualitas Pendidikan terbaik se-Indonesia (Excelence for Quality Education) pada penghargaan Indonesia Best of Award: Winner Award in Excelence 2020.
Memuat Komentar ...