Kitab Al-Iksir Karya KH. Bisri Musthofa: Referensi Ilmu Tafsir yang Terlupakan (?)

 
Kitab Al-Iksir Karya KH. Bisri Musthofa: Referensi Ilmu Tafsir yang Terlupakan (?)
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Kitab Al-Iksir ini menarik. Selain dikarang oleh ulama, kyai dari Indonesia, juga sebagai referensi Ilmu tafsir yang bisa dianggap sebagai bagian dari kitab otoritatif dalam dunia Ulumul Qur'an dan Ulumut Tafsir. Pertanyaannya, sejauh ini, apakah kitab ini dijadikan sebagai bacaan dan rujukan di PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam)? Adakah juga kitab ini menjadi koleksi perpustakaan PTKI? Jika belum menjadi sumber primer atau koleksi perpustakaan, pertanyaan lanjutannya, apakah karena dalam bentuk aksara pegon, aksara lokal Jawa, atau karena belum pernah disarankan oleh dosen atau karena alasan lain?

Kitab setebal 87 halaman ini, hemat saya sungguh kaya sekali referensinya dalam melakukan tarjamah "gandul" atau baris dan penjelasan singkatnya. Makna gandul ini, tidak dimaknai seperti biasanya, kata muallif, "Nanging cekap dipun ta'liqi sekedik-kedik" (tetapi cukup di-ta'liq seperlunya).

Untuk ta'liq ini pun diberi penandasan, supaya tidak bosan. Keren bukan? Lalu, secara rinci disebutkanlah beberapa keterangan singkat ta'liq-nya. Bagi saya sendiri, menariknya kitab ini, selain karena pernah belajar pada jurusan Tafsir Hadits Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, sekitar tahun 1991-1998, juga beriringan dengan konsentrasi saya pada naskah kuno karya ulama Nusantara, saat menulis disertasi filologi di UI Depok, sekitar tahun 2011-2016.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN