Kisah Ibnu al-Wardi, Sang Penantang Tha'un yang Akhirnya Meninggal

 
Kisah Ibnu al-Wardi, Sang Penantang Tha'un yang Akhirnya Meninggal

LADUNI.ID, Jakarta - Umar bin Mudzaffar, atau yang dikenal dengan Ibnu al-Wardi, sejarawan besar, penyair, ahli fiqh, penganggit al-Bahjah al-Wardiyyah, sebuah nadzam fiqh 5000-an bait lebih, merupakan deretan ulama yang meninggal karena Tha’un.

Menariknya, sebelum meninggal, Ibnu al-Wardi sempat menulis risalah mengenai Tha’un melalui penggambaran yang cukup detil. Jadi, Ibnu al-Wardi menulis tentang satu penyakit, dan ia meninggal oleh penyakit yang ia tulis. 22 tahun setelah meninggalnya Ibnu al-Wardi, hal yang sama terjadi pada Taj al-Din al-Subki: ia terjangkit wabah setelah menganggit kitab tentang wabah, bertajuk Juz’un min al-Thâ’ûn. 5 tahun paska al-Subki, Syihab al-Din Yahya al-Tilmisani, Pengarang al-Thibb al-Masnûn fî Daf’ ‘an al-Thâun, juga mengalami kejadian serupa.

Tha'un ini memang tak pandang bulu. Ia menjangkit seseorang dalam keadaan apa saja. Entah pejabat, rakyat biasa, bahkan ulama bisa saja terjangkit wabah ini. Seorang ulama agung, Murtadla al-Zabidi, yang dikenal syârih al-ihyâ (pensyarah Ihyâ'), malah terjangkit wabah paska melaksanakan shalat Jumat, dan meninggal dua hari kemudian.

Ibnu al-Wardi sendiri mendokumentasikan Tha’un di Damaskus dalam kitabnya Risâlat al-Nabâ’ an al-Wabâ’. Menurutnya, Tha’un

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN