Kisah Al-Rajhi, Seorang Milyarder Saudi yang Membalas Budi
LADUNI.ID, Jakarta - Dahulu, hidup saya sangat susah alias faqir, sampai-sampai saya tidak bisa ikutan rihlah atau tamasya yang dilaksanakan oleh sekolah saya yang waktu itu biaya pendaftarannya hanya 1 riyal saudi saja. Walaupun saya sudah menangis-nangis memohon kepada keluarga agar saya dapat ikutan rihlah, tapi tetap saja kelurga saya tidak punya uang 1 riyal untuk mendaftarkan saya ikutan rihlah.
Sehari sebelum rihlah, saya berhasil menjawab sebuah pertanyaan yang dilontarkan guru di kelas. Lalu guru itu pun memberi saya uang satu riyal sebagai hadiah, diiringi tepuk tangan para murid-murid yang lain.
Pada saat itu, saya tidak lagi mikir apa-apa, selain berlari kencang untuk mendaftarkan diri ikutan rihlah. Duka nestapa saya terasa terbang seketika dan berubah total menjadi bahagia berkepanjangan selama berbulan-bulan.
Hari-hari sekolah pun berlalu, saya pun dewasa untuk melanjutkan kehidupan. Setelah melewati berbagai rintangan hidup, setelah bekerja keras selama bertahun-tahun dan berkat anugerah dari Allah saya pun sukses dan selanjutnya saya membuat yayasan sosial.
Setelah saya memulai bergerak di bidang amal sosial, saya kembali teringat kisah kecil saya, teringat kembali guru kecil saya orang Palestina itu, yang pernah memberi saya uang 1 riyal. Saya mulai mengingat-ingat, apakah beliau dahulu memberi saya uang 1 riyal itu sebagai sedakah atau kah hadiah karena saya sudah berhasil menjawab pertanyaannya. Yang jelas saya tidak mendapatkan jawaban yang pasti. Saya berkata di dalam hati, apapun motif dan niat sang guru, beliau sudah menyelesaikan problem besar saya saat itu tanpa membebankan siapa-siapa.
Memuat Komentar ...