Jangan Terburu-buru Menyimpulkan Hikmah di Balik Corona

 
Jangan Terburu-buru Menyimpulkan Hikmah di Balik Corona

LADUNI.ID, Jakarta - Terlalu mengagungkan dan mendewakan Barat adalah hal yang jelas kita tolak, namun bergembira akan kehancuran dan derita mereka adalah hal yang sama berbahayanya.

Rasa ghiroh kita terhadap agama seringkali mendorong kita untuk melakukan reaksi heroik yang berlebihan, yang bahkan membuat kita kehilangan cahaya kasih sayang Nabi Muhammad yang selalu bersedih ketika ada nyawa yang "terlepas" ke neraka (karena belum mendapat hidayah) dan tak pernah bergembira atas derita yang dirasakan oleh orang lain (siapapun itu).

Jika di situ memang ada beberapa orang/golongan yang memang sengaja ingin menyerang Islam, lantas kita bergembira akan kehancuran mereka karena di dalamnya ada makna kemenangan bagi agama dan di satu sisi kita juga bersedih karena mereka tidak mendapatkan hidayah maka hal itu tidak masalah.

Akan tetapi jika kita memukul rata dalam menghukumi bahwa virus ini adalah adzab bagi mereka tanpa membedakan antara anak kecil dan orang dewasa (bahkan bisa saja virus ini juga menyerang orang yang belum sampai dakwah Islam padanya yang akan menjadi orang selamat di akhirat kelak) kemudian kita deklarasikan ini sebagai kemenangan besar ummat Islam yang dengannya kita telah berhasil membalaskan dendam kesumat kita, maka itu adalah hal yang tidak mungkin ada dalam hati orang-orang yang hati mereka dipenuhi kasih sayang kepada semua mahluk seperti yang selalu diajarkan Baginda Nabi SAW.

Lebih-lebih (terkait virus corona ini) ada satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu gambar belum terlihat sempurna dan adegan-adegan film (corona) ini belum-lah selesai. Jadi mengapa kita begitu terburu-buru menghukumi dan menyimpulkan hikmah-hikmah di baliknya?

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN