Ingin Anak Jadi Ulama? Ini Empat Teorinya Menurut Gus Qoyyum

 
Ingin Anak Jadi Ulama? Ini Empat Teorinya Menurut Gus Qoyyum

LADUNI.ID, Jakarta - Setiap orangtua pasti mendambakan seorang anak yang shalih, berilmu tinggi, dan mempunyai manfaat besar buat sesama. Pertanyaannya, bagaimana mimpi itu bisa menjadi kenyataan?

Sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Bangkit Media, berikut adalah ulasan dari KH. Abdul Qoyyum Mansur Pengasuh Pesantren Al-Mansur Lasem Rembang tentang teori memproduksi anak. Simak dengan seksama berikut ini.

Teori Tempat Kelahiran

Tempat kelahiran mempengaruhi karakter seseorang. Hakim bin Hizam dan Sayyidina Ali lahir di dalam Ka’bah. Hakim menjadi dermawan hingga rela menjual kantornya untuk disedekahkan. Sayyidina Ali menjadi ahli ilmu, Nabi Muhammad bersabda: “Aku gudangnya ilmu dan Ali pintunya. Kita mengenal Sayiddina Ali sebagai sahabat yang cerdas. Seorang ahli hadist India bernama Husyamuddin Al-Muttaqi Al-Hindi, menulis dalam kitabnya Kanzul Ummal bahwa Sayiddina Ali pernah berpidato secara spontan sebanyak 5 halaman tanpa huruf alif.

Teori Keluarga

Di dalam Al-Quran, ada 26 kali penyebutan keluarga dengan kata ali, ala dan alu. Keluarga Nabi Ibrahim dua kali disebut, keluarga Nabi Luth empat kali, lalu keluarga Firaun yang paling banyak disebut, hingga 14 kali.

Siapapun, bisa punya jiwa Fir’aun. Penguasa maupun ulama juga bisa punya jiwa Fir’aun. Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya. Kalau ingin anak jadi penyanyi, sejak empat bulan di kandungan perdengarkan lagu-lagu. Kalau ingin anak pintar ngaji, perdengarkan bacaan Quran.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN