Kitab-kitab Klasik Peninggalan Banser NU

 
Kitab-kitab Klasik Peninggalan Banser NU

LADUNI.ID, Jakarta - Siang itu saya mampir shalat di Masjid Manarul Islam Pucang, letaknya di tengah pasar Pucang. Karena kebanyakan takmirnya adalah pengurus NU di Kec. Gubeng dan mengenal saya maka saya dibawa ke kantor Takmir, Al-Hamdulillah disuguhi kopi susu (kalau ingin bercanda soal ini di kolom komentar saja).

Tiba-tiba ada salah satu takmir bercerita bahwa ada anggota Banser yang sudah lama "numpang hidup" di masjid sebagai marbot. Dan di luar jam shalat ia berkerja jadi tukang becak, hingga akhirnya menjadi cleaning servis di sebuah kantor. Pada acara tertentu juga menjadi scurity para kyai, Banser. Sampai usia 40an tahun tidak kunjung menikah. Ia mengalami musibah terjatuh di kamar mandi masjid, kemudian beberapa hari setelahnya wafat, tidak memiliki kerabat dan Ahli waris. Dan di lantai 2 tempat dia tidur memiliki banyak kitab.

Saya mengira cuma kitab-kitab anak pondokan yang standar seperti Al-Futuh (Fathul Qarib, Fathul Mu'in dan Fathul Wahhab) gitu. Begitu saya lihat subhanallah. Ini kitab koleksi para pakar Fikih dalam Bahtsul Masail.

Pengakuan dari Takmir yang dekat dengan almarhum, Mas Hamid ini setelah bekerja mendapatkan uang lalu dibelikan kitab ke kawasan Ampel. Saya pun menunduk malu. Anggota Banser dengan telaten membeli satu persatu kitab besar, sementara saya yang pernah aktif di Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jatim selama 10 tahun hanya mengandalkan kitab listrik di laptop dan tidak memiliki koleksi sebanyak itu.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN