Marhaban Yaa Ramadhan
LADUNI.ID, Jakarta - Jumat (24/4/2020) adalah awal Ramadhan 1441 H. Kita bersyukur bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadhan karena ada orangtua, keluarga, dan sahabat yang sudah kembali ke rahmatullah untuk selamanya. Semoga mereka husnul khatimah.
Untuk menunjukkan rasa syukur kita dengan berniat secara ikhlas mengisi Ramadhan dengan amalan yang lebih baik daripada tahun sebelumnya. Walaupun itu tidak mudah, karena sepanjang hidup yang kini berjalan 63 tahun, belum pernah absen shalat Jumat 3x berturut-turut, taraweh di Masjid, dan shalat Idul Fitri sejak Mukallaf.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang puasa, mari kita memahami eksistensi sebagai hamba Allah SWT. Kita manusia diciptakan oleh Allah swt bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan menolong.
Di antara kita, tidak boleh ada yang merasa lebih superior daripada yang lainnya, karena sebenarnya yang lebih mulia di antara kita, adalah yang paling taqwa (QS, Al Hujurat:13). Bukan keturunan/nasab, gelar, jabatan, atau pangkat, dan sebagainya, tapi justru taqwa di mata Tuhan merupakan status yang paling mulia.
Dengan sifat rahman dan rahim-Nya, Allah swt memberikan jalan, bahwa puasa merupakan cara yang paling baik untuk meraih taqwa. Sebagaimana yang kita dapatkan dalam QS Al Baqarah 183, bahwa kita diwajibkan menunaikan puasa Ramadhan, agar kita bertaqwa (tattaquun). Di sini sebutan taqwa dengan fiil mudzari’ (ing-form), karena dengan taqwa yang kita dapatkan setelah berpuasa itu tidak bersifat final, langsung berpredikat muttaqin, melainkan ketaqwaan harus dijaga terus dengan istiqamah beramal shaleh. Berpuasa bukan menjadi beban, melainkan menjadi kebutuhan.
Memuat Komentar ...