Pentingnya Mendokumentasikan Peninggalan Kitab-kitab Ulama Indonesia
LADUNI.ID, Jakarta - Belum genap 1 bulan dari sekarang Gus Nanal Ainal Fauz meminta saya untuk sekedar menulis kata-kata atas terbitnya kitab beliau, Tsabat Al-Indonisiyi. Sebuah karya berbahasa Arab yang mendokumentasikan karya-karya Kitab Ulama Indonesia yang mencapai 1000 kitab dan ditulis oleh lebih dari 90 Ulama Indonesia. Biasanya kitab yang berbasis sanad atau biografi menggunakan urutan abjad, di sini Gus Nanal menggunakan tahun wafat yang paling dulu.
1000 kitab bukan angka sedikit untuk dihimpun. Gus Nanal termasuk yang sigap untuk segera menulisnya dalam sebuah kitab, melakukan Rihlah (perjalanan) ke beberapa kota yang beliau dengar ada seorang ulama yang menjadi Muallif / Author. Termasuk beliau menggali dari Maha Guru Kyai Maimun Zubair, Allahu Yarhamhu.
Mengapa ulama Indonesia yang masuk kategori Ajami (non Arab, memang ada sebagian dari Saadah Alawiyyin) berhasil melahirkan para ulama yang mampu menulis kitab seperti para ulama di tempat asal Islam diwahyukan? Saya kira bukan sebuah kebetulan. Melainkan sebuah "grand design" dari Allah yang Maha segalanya.
Ulama dari Nusantara, diantaranya adalah Indonesia, sejak sekitar 200 tahun dari saat ini telah banyak menimba ilmu kepada para Ulama di Hijaz, ilmu dan amaliah Ahlussunah telah diajarkan keseluruhan. Begitu di Arab berpindah haluan madzhab, ternyata ulama Indonesia juga memperoleh bagian dari 'warisan' keilmuan dan Amaliah tersebut. Misalnya, catatan dalam kitab-kitab
Memuat Komentar ...