Mbah Umar Mangkuyudan: Kearifan Kiai

 
Mbah Umar Mangkuyudan: Kearifan Kiai

LADUNI.ID, Jakarta - Al 'Arif billah Almaghfurlah KH. Ma'shum Ahmad Lasem (Mbah Ma'sum) suatu ketika pernah menyebut, 

"Ada beberapa ulama yg menjadi paku bumi tanah Jawa, mereka yakni KH. Arwani Amin Kudus, KH. Abdul Hamid Pasuruan, Hb. Anis b. Alwi Al Habsyi Solo dan KH. Ahmad Umar Abdul Manan Mangkuyudan."

Tidak hanya itu, Al 'Arifubillah Almaghfurlah KH. Mubassyir Mundzir Bandar Kidul Kediri, juga pernah menyatakan bahwa 

Mbah Umar yg seumur hidupnya selalu menjaga wudhu dan shalat berjama'ah itu adalah salah seorang wali autad, yaitu tingkatan wali yg setiap masa anggotanya hanya empat orang.

Suatu saat K.H. Ahmad Umar Abdul Manan (1916 – 1980), pengasuh Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan Solo, memanggil lurah pondok. 

“Aku minta dicatatkan nama-nama santri yang nakal ya! Dirangking ya. Paling atas ditulis nama santri ternakal, nakal sekali, nakal dan terakhir agak nakal.”

Lurah pondoknya girang bukan main. Karena sudah beragam cara diupayakan untuk mengingatkan santri-santri nakal itu. Tapi hasilnya nihil. Sepertinya mereka sudah beku hatinya.

Dengan penuh semangat, dijalankanlah perintah Kiai Umar tersebut. Nama-nama santri itu ditulis besar-besar dengan spidol. 

Ternakal fulan bin fulan asal dari daerah A. Nakal sekali fulan bin fulan dari daerah B sampai santri yang agak nakal. Setelah catatan selesai dibuat, kemudian diserahkan kepada Kiai.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN