Sang Suami dan Keridaannya

 
Sang Suami dan Keridaannya

LADUNI.ID, Jakarta - Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang dengan saya...

Ibu: Mbah Mun, saya sudah nggak kuat degan suami saya. Saya mau cerai saja...

Kyai: Emangnya kenapa bu?

Ibu: Ya suami saya udah nggak ada kerjanya, nggak kreatif, nggak bisa jadi pemimpin untuk anak-anak. Nanti gimana anak-anak saya kalau ayahnya modelnya kayak begitu. Saya harus cari nafkah capek-capek dia santai aja di rumah.

Kyai: Oooh gitu, cuma itu aja?

Ibu: Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yang paling utama.

Kyai: Oooooh... iya... mau tahu pandangan saya nggak bu?

Ibu: Boleh Mbah Mun.

Kyai: Gini... ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya nggak bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudahlah nggak muat banyak, nggak ada gantungan pakaiannya, nggak ada lacinya, nggak bisa dikunci, malah boros listrik...

Nah... itulah kalau kita pakai produk nggak sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya nggak akan puas.

Ibu: Mmm... terus apa hubungannya sama suami saya?

Kyai: Ya... Ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya nggak dipakai.

Ibu: Saya nggak berharap lebih kok Mbah Mun. Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik.

Kyai: Iya... Itu mah cuma fungsi sampingan dari suami. Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah nggak ibu harapkan dan kejar.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN