10 Tahun Bersama Gus Achmad Shampton Masduqie

 
10 Tahun Bersama Gus Achmad Shampton Masduqie

LADUNI.ID, Jakarta - Berawal dari kesuksesan Lembaga Bahtsul Masail PCNU Kota Surabaya membukukan keputusan dalam bentuk terjemah dan harakat yang mudah dibaca oleh masyarakat umum, maka ada beberapa personal yang dibawa oleh para Kyai ke struktur yang lebih tinggi, yakni LBM PWNU Jatim. Tahun 2007 pasca Konferwil di Pondok Genggong Probolinggo, adalah Gus Maghfur, Cucu Kyai Iskandar Banyuwangi, yang dimasukkan ke jajaran LBM PWNU Jatim.

Setahun berikutnya, baru saya yang ditarik menemani Gus Maghfur untuk ditempatkan di jajaran Notulen. Ternyata juga ada Gus Shampton. Maka lengkap sudah formasi saat itu. Bagian pencatat hasil keputusan Bahtsul Masail Komisi Waqi'iyah (problematika aktual) adalah Gus Maghfur. Di Komisi Qanuniyah (perundang-undangan) adalah Gus Shampton. Dan saya sendiri di Komisi Maudhuiyah (tematik dan konseptual), sekaligus yang membagi 'komisi'.

Saat pertama kali bergabung, khususnya masuk ke ruangan para kyai, saya masih sangat canggung terlebih harus berkumpul dengan kyai-kyai besar dan gus-gus pondok ternama. Saya menyendiri di pojok ruangan. Merasa terasing dengan keadaan. Adalah Gus Atho'illah Sholahuddin Lirboyo (Afwan Yai), Putra KH Anwar Mansur (Rais Syuriyah PWNU Jatim) yang pertama menyapa saya: "Dari mana, Kang?". Saya menjawab dari Ganjar. Rupanya Gus Atho' banyak mengenal kerabat saya (paman atau sepupu) yang menjadi santri Lirboyo. Rasa canggung mulai sedikit luntur.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN