Kriminalisasi Ulama dan Menjerat Gus Dur
LADUNI.ID, Jakarta - Akhir-akhir ini banyak orang teriak "stop kriminalisasi ulama". Tapi apakah kalian lupa tahun 1999-2001 Indonesia pernah memiliki presiden yang juga ulama, bukan ulama kemarin sore. Beliau jadi ketua ormas terbesar (NU), dan merupakan anak dan cucu dari salah satu kiai terbesar di Indonesia.
Tapi di manakah kalian saat tahun 2001? Ketika Gus Dur difitnah, dipermalukan dan dicaci maki? Atau mungkin kalian juga salah satu dari orang yang memfitnah, mempermalukan dan mencaci maki beliau?
Saat itu beliau diturunkan secara paksa oleh orang-orang munafik dengan tuduhan korupsi yang sampai saat ini pun tidak pernah dibuktikan lewat pengadilan. Apakah saat itu Gus Dur berteriak-teriak lantang untuk meminta umatnya melakukan Jihad Revolusi Putih melawan kalian?
Padahal saat itu 50 juta orang Nahdliyin siap untuk melakukan revolusi mempertahankan beliau. Tapi apa yang beliau sampaikan, yang membuat 50 juta kaum Nahdliyin kecewa?
Gus Dur menyuruh kami semua pulang ke rumah, beliau tidak mau terjadi pertumpahan darah antara sesama Bangsa Indonesia, karena Gus Dur Cinta Indonesia.
Tapi Gusti Allah mboten sare. Hari ini, orang-orang yang dulu mempermalukan beliau, orang-orang yang dulu menghina dan mencaci maki beliau sudah mulai mendapatkan balasan dr apa yang dulu mereka lakukan.
Jadi, buat kalian yang hari ini teriak-teriak Stop Kriminalisasi Ulama, berkacalah apa yang kalian lakukan tahun 2001 terhadap seorang Gus Dur yang saat itu adalah sebagai ulama (kiai) dan umara (presiden) sekaligus.
Memuat Komentar ...