Kisah Gus Miek Tetap Mampir di Warung Tukang Becak Meski Bawa Mobil Mercy

 
Kisah Gus Miek Tetap Mampir di Warung Tukang Becak Meski Bawa Mobil Mercy

LADUNI.ID, Jakarta - Aku tulis tulisan ini karena beliau hadir di tengah rihlahku. Aku menggigil setelah beliau hirap. Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah karena disepaket umurku, aku sempat mondok di Pondok Pesantren “AL-FALAH” Ploso, Mojo, Kediri.

Di Ponpes ini, aku berada di nDalem Selatan, di AL-FALAH-2, di bawah asuhan KH. Zainuddin Jazuli. Abahku kepada KH. Zainuddin bilang kakang, tapi beliau pada Abahku bilang abang.

Di serentang 4 tahun ~ aku bersyukur ~ lantaran sempat berkhidmat (tabarrukan) pada Gus Miek, selama 15 hari. Aku angkut air ke kamar mandi Gus Miek, menyapu emperan tempat tamu dan surau beliau. Bahkan aku pernah dibawa Gus Miek (2x) untuk menemui teman-temannya di hotel HELMI Surabaya. Pertemuan ini tiap sebulan sekali. Di Hotel ini ada bos-bos besar, ada bos-bos China juga.

Gus Miek, saat kumpul dengan para para kyai, beliau terlihat paling kyai.

Saat kumpul dengan para bos, beliau terlihat paling bos.

Saat kumpul dengan yang muda-muda belia, beliau terlihat paling belia.

Saat kumpul dengan orang bangbungan, terlihat paling bangbunganm.

Autodidak Gaul. ~ Nah!

Gus Miek tak pernah punya mobil, malah sepeda motor pun beliau taaaak, tapi mau kendaraan apalah yang beliau sukai, semua ready total, dan kapan saja.

Kepala Pabrik Gudang Garam Kediri, pun seluruh staf-stafnya, semua di bawah tangan beliau.

Kata GM.GG: “Jangankan cuma Mercy atau BMW, Helykopter pun 0K siap ke mana Gus Mik pergi. Pokok ada maunya”. Tapi beliau tak manja.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN