Belajar Kedermawanan dari Sayyid Alawi Al-Maliki
LADUNI.ID, Jakarta - Dikisahkan, Sayyid Alawi Al-Maliki (Ayahanda Sayyid Muhammad Al-Maliki) merupakan seorang Ulama besar Mekah. Beliau memiliki rumah yang besar dan indah di kawasan Mina pinggiran Kota Mekah yang berdampingan dengan sebuah madrasah.
Pada suatu hari beliau sekeluarga mengunjungi rumah tersebut. Setibanya di sana, istri dan anak-anaknya langsung memasuki rumah indah itu, tetapi Sayyid Alawi tidak langsung masuk. Beliau tertegun melihat para murid di samping rumahnya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di luar ruangan. Ketika Sayyid Alawi bertanya apa penyebabnya, para guru dan murid menjawab bahwa gedung sekolah mereka telah habis masa kontrak, hingga mau tidak mau mereka harus keluar dan bingung hendak kemana.
Seketika itu Sayyid Alawi bergegas menemui keluarganya yang hendak beristirahat di rumah itu. Kemudian beliau berkata, "Mari kita pulang, rumah ini bukan rumah kita lagi. Saya mewaqafkannya untuk madrasah sebelah yang lebih membutuhkan".
Waktu telah berlalu sampai akhirnya Sayyid Alawi wafat. Sampai suatu hari putra Sayyid Alawi yang bernama Sayyid Abbas bertanya kepada abangnya (Sayyid Muhammad Al-Maliki) "Kenapa ayah kita mewaqafkan rumah yang demikian indah dan luas untuk madarasah itu sedangkan saya sendiri anaknya belum punya rumah?". Demikian terus menerus setiap bertemu Sayyid Muhammad beliau selalu menanyakan hal yang sama tanpa sekalipun dijawab oleh Sayyid Muhammad.
Tiba suatu malam, Sayyid Abbas bermimpi berjumpa Ayahnya (Sayyid Alawi) yang didapatinya sedang berada dalam kenikmatan alam kubur. Ayahnya berada di tempat yang indah dan jamuan makan yang luar biasa megahnya. Maka sang ayah berkata kepada Sayyid Abbas:
Memuat Komentar ...