Nabok Nyilih Ilmu, Kejahatan Orang Dungu

 
Nabok Nyilih Ilmu, Kejahatan Orang Dungu

LADUNI.ID, Jakarta -  Syed Muhammad Naquib al-Attas (SMNA) seorang filosof kontemporer di Nusantara dalam bukunya Islam dan Sekularisme, “berani mengatakan bahwa tantangan terbesar yang muncul secara diam-diam di zaman kita adalah tantangan ilmu, sesungguhnya bukan ilmu lawan dari kejahilan, tetapi ilmu yang dipahami dan disebarkan ke seluruh dunia oleh peradaban Barat; Hakikat ilmu telah menjadi bermasalah karena ia telah kehilangan tujuan hakikinya dari pemahaman yang adil.”

Tujuan mencari ilmu menurut SMNA adalah menanamkan kebaikan atau keadilan pada manusia sebagai manusia dan diri pribadi. Oleh karena itu tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk melahirkan manusia yang baik. Dimana unsur paling asasi adalah penanaman adab, karena dengan adab tumbuh sifat kebaikan yang dicarinya.

SMNA menyimpulkan westernisasi ilmu pengetahuan yang menjadi biang kerusakan ilmu karena ilmu pengetahuan dijadikan pelayan bagi penjajahan Barat di seluruh dunia. Ada motif ideologi politik di baliknya. Namun, jika kita amati, fenomena yang sama juga terjadi pada kelompok radikal. Kegiatan ta’lim, tatsqif dan tarbiyah yang mereka lakukan mengikuti alur ideologi politik yang sedang mereka perjuangkan.

Misalnya, kegiatan ta’lim, tatsqif dan tarbiyah menjadi tempat terselubung perekrutan anggota baru. Materinya diambil dari kitab-kitab (modul) primer kelompok radikal. Kitab-kitab ulama mu’tabar disertakan sebagai kitab sekunder untuk memperkuat isi kitab primer.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN