Mengulik Filosofi Hidup ala Gus Baha

Laduni.ID, Jakarta - KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih akrab disapa Gus Baha, adalah sosok ulama kharismatik yang begitu dicintai banyak kalangan. Meski usianya tergolong muda, kedalaman ilmunya membuatnya disejajarkan dengan para ulama sepuh. Beliau merupakan salah satu santri kesayangan dari almarhum KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen), ulama besar dari Rembang yang sangat dihormati.
Gus Baha dikenal luas sebagai ahli tafsir Al-Qur’an. Gaya penyampaiannya yang sederhana, jenaka, tapi penuh makna, membuat pembahasan berat seputar agama terasa ringan dan mudah dipahami. Kajian-kajiannya selalu ditunggu-tunggu, tak hanya oleh para santri, tapi juga oleh masyarakat umum hingga warganet yang mencari pencerahan lewat platform digital.
Satu hal yang membuat Gus Baha semakin istimewa adalah kesederhanaan hidupnya. Meski dikelilingi banyak santri dan sering didatangi tokoh penting, beliau tetap tampil apa adanya. Tidak ada kesan glamor atau pencitraan. Beliau menjalani hidup dengan penuh ketenangan, jauh dari hiruk-pikuk dunia yang sering kali mengejar gengsi dan pengakuan.
Dalam kesehariannya, Gus Baha memegang teguh prinsip hidup yang begitu membumi. Dalam banyak pengajian, beliau sering kali menyampaikan prinsip-prinsip hidup yang dijalaninya. Beliau mengatakan;
“Menjadi apa pun bukanlah tujuan. Tidak jadi siapa-siapa pun tak masalah. Tidak dikenal, tak dihormati, bahkan tidak dianggap pun tak mengapa. Justru, semakin tersembunyi dari sorotan, hidup terasa lebih tenang dan leluasa.”
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...