Majelis Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang
Profil
Pada masa kependudukan kolonial Belanda, kegiatan keagamaan semacam majelis taklim sangat dibatasi. Oleh karena itulah, Majelis Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang merupakan pioner majelis taklim yang pertama kali ada di Indonesia. Sepulang dari berguru di Makkah, Habib Ali bin Abdurraman Al-Habsyi berdakwah di Jakarta. Saking banyaknya jamaah yang terus menerus membeludak, akhirnya Habib Ali mendirikan sebuah majelis di Kwitang yang diberi nama "ICI" (Islamic Center Indonesia) di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.
Pada tahun 1919, di majelis itu diawali pembacaan Maulid Nabi Simthudurar yang disusun oleh guru beliau Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi untuk pertama kalinya. Dalam setiap majelisnya, dihadiri oleh ribuan kaum muslimin dari berbagai daerah. Dari majelis inilah banyak mencetak para tokoh ulama Betawi dan ulama-ulama besar lainnya, semisal KH Abdullah Syafie, KH Thahir Rohili, dan KH Fatahillah Harun.
Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi wafat pada 20 Rajab 1388 H atau bertepatan 13 Oktober 1968 M. Barulah setelah beliau wafat, mulailah bermunculan majelis-majelis taklim yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Kini, majelis taklim al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi masih tetap dilanjutkan ke generasi penerusnya dari putranya Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi, dilanjutkan oleh putranya Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al-Habsyi, dan kini diteruskan oleh putranya Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi.
Memuat Komentar ...