Buya Hamka: Ulama yang Gemar Menulis

 
Buya Hamka: Ulama yang Gemar Menulis

LADUNI.ID, Jakarta - Indonesia telah banyak melahirkan kader-kader bangsa pilihan yang produktif. Seperti Syekh Nawawi al-Bantani yang dikenal sebagai mahaguru, karena mayoritas para ulama di Indonesia telah berguru padanya. Seperti Syekh Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan Syekh Ahmad Dahlan (pendiri perserikatan Muhammadiyah) yang telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi umat Islam di Indonesia juga pernah berguru kepadanya.

Selain melahirkan banyak murid yang disegani, ulama-ulama dari Indonesia ini meninggalkan banyak karangan. Baik Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Hasyim Asy'ari, dan Syekh Ahmad Dahlan menulis berbagai kitab untuk dijadikan pegangan dan pedoman hidup bagi umat Islam, khusunya di Indonesia. Melalui karya tulis mereka tersebut, umumnya masyarakat mengaji dan mengkaji.

Adapun karya tulis para ulama terdahulu menjadi sangat penting kehadirannya untuk generasinya. Selain itu, hikmah berdakwah melalui medium karya tulis tersebut menunjukkan kemajuan peradaban Islam. Secara historis, tradisi tulis-menulis itu merupakan simbol kemajuan peradaban Islam yang pernah dimilikinya (baca: peradaban Islam). Umat Islam telah banyak berjuang untuk membumikan Islam, di antaranya dengan cara membangun pendidikan, perpustakaan, mentradisikan tulis-menulis dan beberapa jenis dakwah lainnya.

Dalam hal tulis-menulis ini, pekerjaan ini bukanlah sesuatu yang mudah tapi juga bukan perkara yang sangat sulit. Karena menulis itu butuh kebiasaan dan ke-istikamah-an, karena menulis bukan suatu bakat dan ilmu yang bisa turun begitu saja, melainkan butuh kebiasaan membaca. Pesan haji Rasul kepada Buya Hamka, "Jika kamu memang ingin bisa menulis, maka kamu harus ingin bisa membaca dan mempelajari berbagai ilmu yang kamu sukai, maka kamu akan semakin mudah untuk bisa menulis" (hlm. 369).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN