Kisah 2 Anggota Banser dari Batang yang Rela Mati Demi Kiai dan Negara

 
Kisah 2 Anggota Banser dari Batang yang Rela Mati Demi Kiai dan Negara

Mbah Musrim anggota Banser Satkoryon Subah Batang Jawa Tengah dan Mbah Dalal dari Desa Cepoko Kuning Batang Jawa Tengah

LADUNI.ID, Jakarta - Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau disingkat Banser merupakan badan otonom NU dari GP Ansor. Diketahui, Banser ikut berkontribusi berjuang mengamankan bangsa dan agama.

Dihimpun dari berbagai sumber, pada tahun 1960 perjuangan Banser sangat fenomenal. Sebab, mereka berjuang mengamankan dan mengawal para kiai dan bangsa ini dari aktifis PKI dan berbagai onderbouw-nya.

Dikisahkan anggota Banser angkatan tahun 1960-an, Mbah Musrim namanya. Ia berasal dari Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang Jawa Tengah.

Mbah Musrim rela mati demi menjaga kiai dan NKRI. Walau di usia tua dia tegas mengatakan, siapapun yang menganggu NU dan NKRI akan dilawan, lebih baik mati membela Kiai dan NKRI.

"O....aja macem-macem, senajan wis tua, mlaku wis angel, aku tetep Melu maju, mati ya mati, ora urus sapa sing tak adepi. Saiki mati mbesuk ya mati. Luwih Mulya mati mbela kyai lan negara, timbang mati nggletak orang ngapa-ngapa!"

("O...jangan macam-macam, walaupun sudah tua, berjalan sudah sulit, aku tetap ikut maju. Mati ya mati, gak ngurus siapa yg aku hadapi. Sekarang mati, besok mati. Lebih baik mati membela Kyai dan Negara, daripada mati tergeletak tidak melakukan apapun")," tegas Mbah Musrim sebagaimana dikutip dari fanpage PC GP Ansor Korsel, Senin (6/7/20).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN