Profil
Di tengah kota metropolitan seperti Semarang, pondok pesantren masih mampu berdiri dengan kokoh dan gagah. Salah satu pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di pinggriran kota yang lambat laun menjadi kota metropolitan itu salah satunya Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah di Jalan Bukit Beringin Lestari Barat Kav C 131, C 754, dan C 755 Wonosari Ngaliyan.
Cikal bakal berdirinya pesantren ini sebenarnya telah berdiri pondok pesantren dengan nama Daarun Najaah saja yang ada di Jalan Stasiun No 275 Jerakah, Tugu pada 28 Agustus 2001 oleh KH. Ahmad Izzuddin, menantu KH. Sirodj Chudlori. Izzuddin kala itu membadali (mengganti) pengajian kitab tafsir Jalalain setiap habis shalat Isya ketika KH Sirodj Chudlori berangkat haji awal 2000 yang diikuti remaja putra putri di sekitar Jerakah.
Kegiatan mengaji kitab Tafsir Jalalain yang sudah menjadi rutinitas yang diistiqamahkan pada akhirnya menggugah niat para remaja kampung tersebut untuk mondok (menetap) di ndalem (rumah) KH. Sirodj Chudlori yang kebetulan saat itu beliau memiliki dua rumah bersebelahan. Atas hasil ijtihad Izzuddin, awalnya pondok tersebut diberi nama Sirajul Hannan. Namun kemudian diganti dengan nama Daarun Najaah yang resmi berdiri pada 2001 dengan menerapkan metode life skill yang masih jarang diterapkan oleh pesantren pada umumnya.
Jumlah santri pun berkembang pesat. Izzuddin pun melebarkan pesantrennya dengan membeli rumah di Perumahan Beringin Lestari dan resmi mendirikan Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah.
Memuat Komentar ...