Khutbah Jumat: Meneladani Keta’atan Keluarga Nabi Ibrahim AS

 
Khutbah Jumat: Meneladani Keta’atan Keluarga Nabi Ibrahim AS

LADUNI.ID. Jakarta - Kisah Kholilullah Ibrahim AS merupakan kisah keluarga yang yang menggambarkan adanya ketulusan, ketabahan, perjuangan dan ketaatan yang luar  biasa dari orang-orang yang juga luar biasa yang akhirnya menjadi contoh dan panutan bagi para pemeluk agama Samawi, terutama ummat Islam.

Salah satu ibrah dari kisah keluarga khalilullah Ibrahim AS ini adalah kesungguhan dalam berdoa, salah satunya adalah berdoa agar diberikan keturunan:

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ (١٠٠)

"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh". (Q.S Ash-Shaffat: 100)

Dalam Tafsir ath-Thabariy  dijelaskan, bahwa doa di ayat tersebut adalah doanya Nabi Ibrahim  kepada tuhan-Nya agar diberikan anak yang solih, dimana beliau berkata: “Ya Tuhanku berikan padaku anak yang solih yang taat kepada-Mu, tidak bermaksiat pada-Mu, dan melakukan kebaikan di muka bumi ini bukan melakukan kerusakan.”

Nabi Ibrahim memperoleh keturunan dari Hajar istri keduanya setelah dianjurkan untuk menikah kembali oleh Sarah, istri pertama. Tidak lama setelah Hajar melahirkan anak, yang kemudian diberi nama Ismail, atas pesan wahyu Ibrahim AS membawa Hajar dan bayinya Ismail keluar dari Palestina menuju satu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Mekah yang saat itu tidak berpenghuni dan tidak ada sumber kehidupan.

Setelah sampai Mekah, tidak lama Ibrahim AS memperoleh wahyu agar kembali ke Palestina untuk melanjutkan risalahnya di sana.  Disinilah tampak betapa hebatnya ketabahan dan daya juang Sarah yang hidup hanya dengan anaknya, Ismail di lokasi yang benar-benar sulit karena nyaris tidak ada sumber kehidupan di sana.  Singkat cerita apa yang dialami dan dilakukan oleh Sarah kemudian ditapaktilasi oleh umat Islam dan menjadi rangkaian ibadah haji dan umroh.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN