Tahun 680 M: Peristiwa Karbala 10 Muharram dan Nasib Pembunuh Cucu Nabi
LADUNI.ID, Jakarta - Dalam sebuah videonya, Prof Dr KH Nadirsyah Hosen berkisah tentang seorang lelaki yang terbunuh tragis pada 10 Muharram. Lelaki itu berusia 85 tahun, pada hari ke sepuluh bulan Muharram di tahun 61 Hijriyah selepas menunaikan shalat subuh. Lelaki itu bergegas ke luar tenda dan menaiki kuda kesayangannya. Beliau menatap pasukan yang tengah mengepungnya, mulailah lelaki itu berpidato yang begitu indah dan menyentuh hati.
Begini pidatonya,
“Lihatlah nasabku, pandangilah siapa aku ini, lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan, apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan mencederai kehormatanku? Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari ghasy dan keponakan nabimu yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu? Bukankah Hamzah pemuka para syuhada adalah pamanku? Bukankah Ja’far yang akan terbang dengan dua sayap di surga itu pamanku? Tidakkah kalian mendengar kalimat yang masyhur di antara kalian sendiri bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata tentang saudaraku dan aku, kata baginda Rasul, keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga.
“Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku maka tanyakanlah kepada sahabat Nabi, Jabir bin Abdullah al-Anshori, Abu Said Al-Khudri, Sahal bin Sa’ad, Zayd bin Aqam, dan Anas bin Malik, yang kesemuanya akan memberi tahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku. Tidakkah ini semua cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?
Memuat Komentar ...