Profil
Awalnya Para santri yang belajar agama pada K. Ahmadun tetap berjalan namun tidak klasikal, dibagi dua kelompok, Al-Qur an di serambi masjid, sedangkan yang sudah mengaji kitab di rumah K. Ahmadun. Kemudian pada tanggal 16 Juni 1988/1 Dzulqo'dah 1408 H beliau wafat, dan kegiatan di masjid diteruskan oleh putranya KH. Imam Munawwar.
Kemudian pada tanggal 27 Ramadhan 1412 H, pulanglah pemuda M. Qomari Sholeh (Cucu KH. Marzuqi) dari beberapa pondok pesantren terakhir dari PP. Madrasatul Qur an Tebuireng yang diasuh Romo KH. M. Yusuf Masyhar (Cucu menantu KH. Hasyim Asy'ari). Tepatnya pada tanggal 20 Syawal 1412 H, lahirlah TPQ dan Madrasah Diniyah yang saat itu diikuti para santri 350 santri (tidak muqim).
Dua bulan kemudian (21 Dzulhijjah 1412 H/22 Juni 1992 M), datanglah 2 orang santri, yang diantar langsung oleh kedua orang tua mereka yang memang ingin menjadi santri, santri tersebut adalah : M. Syuhada' Syafi'i dari Jombang (sekarang menjadi adik ipar pengasuh), M. Saiful Anam dari Denpasar Bali. Dengan senang hati kedua santri tersebut diterima dan ditempatkan di rumah pengasuh kamar depan, sampai bulan Rabiul Awal santri berjumlah 9 anak, lalu dipindahkan ke kamar belakang, yakni kamar nempel selatan rumah pengasuh.
November 1992 santri terus bertambah hingga 20 anak, dan pada bulan inilah atas dorongan dari orang tua pengasuh ( Abah H. Sholeh Abdulloh ) dan sekaligus mewaqafkan tanahnya seluas 40 Ru untuk mengagungkan Kalam Allah. Pengasuh bersama-sama dengan masyarakat membangun 4 kamar santri, 4 kamar mandi & WC, kolam wudlu dan tempat cuci dan dapur santri. Dengan demikian lahirlah pesantren Nurul Qur an : 12 November 1992/17 Jumadil Ula 1413 H.
Memuat Komentar ...