Istri Shalehah dan Suami Shaleh Menurut KH Husein Muhammad (6)
LADUNI.ID, Jakarta – Di sinilah, ketika kita berbicara tentang istri yang saleh, seharusnya juga diimbangi dengan bicara tentang suami yang saleh, suami yang baik.
Untuk keperluan ini pertama-tama kita perlu merenungkan sabda Nabi SAW :
خَيْركُمْ خَيْرُكُمْ لِاَهْلِهِ وَاَنَا خَيْرُكُمْ لِاَهْلِى
“Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik kepada keluargamu (istrimu), dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluargaku (istriku)”.
Katanya lagi:
اِنَّ مِنْ أَكْمَلِ المُؤْمِنِينَ إِيْمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً وَأَلْطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ
“Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling sayang kepada keluarganya (istrinya).
Pada saat yang lain Nabi mengatakan, semacam menyindir atau mengkritik:
مَا أَكْرَمَ النِّسَاءَ إِلاَّ كَرِيْمٌ ، وَمَا أَهَانَهُنَّ إِلاَّ لَئِيْمٌ .
"Tidak menghormati perempuan kecuali laki-laki terhormat. Tidak merendahkan/menghina perempuan kecuali laki-laki yang rendah/hina".
Pernyataan Nabi itu sejalan dengan Al Quran yang dengan sangat bijak mengatakan bahwa hubungan suami dan istri harus dibangun dengan cara Muasyarah bi al maruf, bergaul dan bekerja sama dengan baik dalam relasi kesalingan. Maka suami yang saleh adalah manakala dia dapat menyenangkan istrinya, seperti istri menyenangkannya, suami yang menjaganya sebagaimana istri menjaganya, suami yang membantunya manakala istri membutuhkan bantuannya, suami yang sabar atas kekurangan istrinya.
Memuat Komentar ...