Qasidah Burdah Terjemah Pasal 2: Peringatan Tentang Bahaya Hawa Nafsu
الفصل الثاني : في التحذير من هوى النفس
Pasal 2 Qasidah Burdah: Peringatan tentang Bahaya Hawa Nafsu
فَإِنّ أَمّارَتِ بِالسّـوءِ مَا اتّعَظَتْ ۞ مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشّيْبِ وَالَهَرَمِ
Sungguh nafsu amarahku pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya. Adanya peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.
وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ الَجَمِيْلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ مُحْتَشِمِ
Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai. Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi.
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـي مَــا أُوَقّـــــــــِرُهُ ۞ كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالكَتَمِ
Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormat tamu. Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban dikepalaku
مَنْ لِي بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ غَوَايَتِهَا ۞ كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الَخَيْلِ بِاللُّجُمِ
Memuat Komentar ...