KH Husein Muhammad: Ibadah atau Melayani?
LADUNI.ID, Jakarta - Aku atau melihat hari-hari ini semakin banyak orang yang terpuruk secara ekonomi sebagai efek atau akibat menyebarnya Covid19, yang sudah berlangsung 6 bulan. Akibat lanjutan dari ini adalah banyaknya kekerasan dalam rumah tangga dan meningkatnya jumlah perceraian/gugat cerai.
Sementara demikian tampak juga intensitas ibadah mahdhah, terutama yang sunnah atau ibadah sunnah. Kemarin dalam acara pengajian rutin malam minggu, aku ditanya, bagaimana jika ada orang yang mengemis yang hampir setiap hari datang secara berganti-ganti. Manakah yang lebih utama: terus tekun menjalankan ibadah sunnahnya atau melayani orang miskin?
Aku menjawab dengan mengutip pendapat Imam Al-Ghazali dalam kitab al-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk:
لَا تَحْتَقِرْ اِنْتِظَارَ اَرْبَابِ الْحَوَائِجِ وَوُقُوفَهُمْ بِبَابِكَ. وَمَتَى كَانَ لِاَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ اِلَيْكَ حَاجَةٌ فَلَا تَشْتَغِلْ عَنْ قَضَائِهَا بِنَوَافِلِ اْلعِبَادَاتِ فَإِنَّ قَضَاءَ حَوَائِجِ الْمُسْلِمِينَ اَفْضَلُ مِنْ نَوَافِلِ اْلعِبَادَاتِ
"Jangan kau remehkan orang-orang yang menungggu di depan rumahmu, dan memerlukan bantuanmu. Jika seseorang meminta bantuanmu, tak sepatutnya engkau menyibukkan diri dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah. Memenuhi hajat hidup seseorang lebih utama daripada mengerjakan ibadah sunnah".
Memuat Komentar ...