Kitab yang Penuh Kenangan Bagi Ustadz Ma’ruf Khozin

 
Kitab yang Penuh Kenangan Bagi Ustadz Ma’ruf Khozin

LADUNI.ID, Jakarta - Entah kenapa pagi ini tiba-tiba saya membuka lemari dan mendapatkan kitab Tarsyih Mustafidin, sebuah kitab yang penuh kenangan bagi saya. Karena di dalam Kitab inilah tercatat perubahan drastis dalam diri saya.

Sebelumnya saya sama seperti kebanyakan santri yang dibiayai oleh orang tua, yang boleh dibilang berkecukupan. Kalau mau minta uang dipenuhi oleh orang tuanya. Dan segala fasilitas pondok yang lain juga diwujudkan. Saat itu antara tahun 1994 sampai tahun 2000.

Saya sama seperti santri yang lain. Tidak terlalu menonjol dalam prestasi. Kalau dibangunin sulit, tidurnya juga sampai larut malam. Subuhnya bangun paling lambat, kecuali kalau kiai langsung yang keliling pondok sambil membangunkan santri.

Kebiasaan saya nongkrong di kantin, sering 'khoyal' (cangkrukan) di dapur dengan 1 gelas kopi dijoin 3-4 teman, kadang di bawah jemuran untuk menghindari dari keamanan pondok (termasuk Gus Umronuddin dan Ust Agha Alladzifie / Pak Ghofur).

Kenyamanan bagi santri nakal semacam itu tiba-tiba terhenti ketika Abah saya wafat, tepat 2 hari setelah pergantian Milenium tahun 2000. Sejak saat itu saya merasa kehidupan sudah berakhir. Sudah tidak bisa melanjutkan kehidupan. Sudah terasa berat menjalani hari-hari tanpa Abah. Saat kembali ke pondok pun tidak ada semangat, tidak ada gairah.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN