Belajar dari Kearifan Sultan Fatah Memimpin Kasultanan Demak
LADUNI.ID, Jakarta - Setelah Sultan Fatah dinobatkan sebagai Sultan Demak-Bintoro, beliau mulai menyusun pemerintahan, mengembangkan perekonomian serta, bersama para Walisongo, mengembangkan agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Adapun yang terpilih menjadi Patih Kesultanan Demak-Bintoro pada waktu itu adalah Ki Godho Wirasi atau Patih Mangkurat yang sering dipanggil dengan Patih Wonosalam karena bertempat tinggal di Wonosalam.
Penghulu Kasultanan Demak-Bintoro dipilih Kiai Abuddin yang terkenal dengan sebutan Kia Langgar dan menjadi penghulu Kasultanan selama 2 tahun. Penggantinya ialah kiai dari Sampang Madura yang lebih terkenal dengan sebutan Kiai Sampang, bekas tempat tinggalnya sampai sekarang disebut Dukuh Sampangan. Letaknya setengah kilo meter dari Masjid Demak. Beliau menjadi penghulu Kasultanan Demak-Bintoro selama 2 tahun. Selanjutnya diganti oleh Sunan Kudus sampai akhir kekuasaan Sultan Trenggana.
- Baca juga: Wiki Laduni.id: Kesultanan Demak
Setelah dapat mengalahkan Prabu Girindrawardhana Raja Majapahit, Demak berkembang menjadi negara Islam yang kuat. Daerah pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur mengakui kedaulatan Kasultanan Demak-Bintoro sebagai penerus Kerajaan Majapahit. Sedangkan kerajaan Majapahit di Jawa Timur beralih menjadi kadipaten. Dalam usahanya memajukan pemerintahan, Sultan Fatah merintis pembinaan Negara Maritim, terutama pembentukan angkatan perang Demak yang disusun dengan cepat dan rapi. Tedunan mejadi pelabuhan Kasultanan Demak-Bintoro yang disinggahi perahu-perahu. Tedunan saat itu berpenduduk antara 2000 hingga 3000 jiwa. Dari pelabuhan ini dijual beras dan bahan makanan lain dalam jumlah besar sebagai komoditas utama.
Memuat Komentar ...