Ahmad Muntaha: Wafatnya Syekh Adnan adalah Korban dari Tindakan Radikalisme
LADUNI.ID, Jakarta - Ulama internasional sekaligus Mufti Damaskus, Suriah, Syaikh Adnan Afyouni meninggal dunia dalam peristiwa ledakan bom di mobilnya, Kamis (22/10/2020) kemarin. Peristiwa tersebut menambah deretan korban bom yang dilakukan oleh kelompok teroris.
Menurut narasumber Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Ahmad Muntaha AM, peristiwa yang dialami Syaikh Adnan tersebut adalah imbas dari tindakan radikalisme yang selalu memakan korban.
“Radikalisme memakan korban ulama Internasional, Syekh Adnan Afyouni, Mufti Damaskus Suriah. Beliau di antaranya yang mewanti-wanti agar Indonesia terus dijaga dari radikalisme yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan kemanusiaan,” ungkap Kang Taha (sapaan akrab Ahmad Muntaha AM), kepada Laduni.id, Jumat (23/10/2020).
Kang Taha juga mengutip kalimat Syaikh Adnan yang termuat dalam al-'Alaqah baina ad-Din wa al-Wathan halaman 184 bahwa, “yang paling mengancam persatuan bangsa--bagi negeri-negeri berpenduduk muslim--adalah pola pikir radikal yang menebar permusuhan antaranak bangsa dan memecah belah bangsa atas nama agama”.
“Salah satu rujukan penting Fikih Kebangsaan Lirboyo dikabarkan wafat syahid setelah mobilnya dibom oleh teroris di kota Qudssaya Suriah. Ya Allah. Al-Fatihah...,” dukanya.
Keprihatinan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Pengurus Wilayah Aswaja NU Center Jawa Timur, Ustadz Ma’ruf Khozin. Menurut beliau, Syaikh Adnan Al-Afyouni adalah ulama yang selalu menginginkan terjadinya perdamaian di Suriah, tetapi akhirnya harus wafat karena ledakan bom.
Memuat Komentar ...