Kemuliaan Bukanlah tentang Nasab, Tetapi Soal Iman dan Amal Sholeh

 
Kemuliaan Bukanlah tentang Nasab, Tetapi Soal Iman dan Amal Sholeh
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Suatu hari cucu Nabi yang amat sholeh dan rendah hati, Imam Ali Zainal Abidin yang populer dipanggil "As-Sajjad" (Ahli sujud/ibadah) tampak sedang berduka. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu yang menggelisahkan hatinya. Pipinya basah oleh air mata yang tak terbendung. Temannya mengatakan, "Wahai, putra Husein yang mulia, cucu Ali bin Abi Thalib yang mulia dan cicit Nabi Muhammad, utusan Allah yang amat mulia, mengapa engkau berduka?"

As-Sajjad menjawab, "Saudaraku, tolong jangan bawa-bawa ayah, ibu dan kakekku. Aku sedang memikirkan masa depanku sendiri, aku akan tinggal di mana sesudah aku meninggalkan dunia ini. Apakah aku akan selamat atau tidak? Ingatlah, di akhirat kelak tak ada lagi hubungan nasab atau keturunan yang bisa menyelamatkan seseorang, kecuali amal sholehnya masing-masing."

Apa yang dijelaskan dan menjadi sesuatu yang menggelisahkan As-Sajjad itu selaras dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mu'minun ayat 101.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ

"Apabila terompet ditiup (kelak pada Hari Kiamat) maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanggungjawab."

Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman:

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN