Keluarga Adalah Kunci Kesembuhan dari Gangguan Mental

 
Keluarga Adalah Kunci Kesembuhan dari Gangguan Mental

Assalamu’alaikum wr wb

Saya bermaksud mengonsultasikan kondisi adik saya. Adik saya ini awalnya melamun terus, lalu sering marah-marah, dan cenderung menutup diri, dan sering berkeliaran sendirian, terkadang tengah malam/dini hari dia membiarkan pintu terbuka.

Lalu keluarga saya membawa dia ke RSJ langsung ke IGD, dan meninggalkan dia untuk dirawat di sana, tetapi kami tidak tega meninggalkan dia di sana, selang 3 hari kami memutuskan untuk pulang paksa dari RSJ dan dirawat di rumah, dan dokter mengijinkan dan memberikan obat dan menyuruh kontrol setiap bulan nya, dan sudah kami jalani sekitar 1 tahun lebih, namun beberapa bulan belakangan ini adik saya menolak untuk minum obat, bahkan dia sampai membentak saya pada saat saya memberi dia obat. Sejak saat itu kami tidak pernah datang ke RSJ lagi untuk kontrol dan mengambil obat.

Sekarang adik saya seperti kerasukan gitu. Tidak seperti adik saya yang saya kenal. Setiap hari adik saya hanya duduk melamun, tetapi dia masih bisa beraktifitas seperti memasak dan mencuci piring, namun setelahnya dia hanya duduk melamun, tidak mau bicara, bahkan tidak menjawab saat diajak bicara. Adik saya kenapa sebenarnya ya, Pak? Apa yang harus kami lakukan?

Wassalamu’alaikum wr wb

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih atas kesediannya untuk berbagi dengan kita di sini. Membaca cerita saudara, tampaknya adik menderita gangguan mental yang perlu ditangani  dengan serius. Upaya keluarga Anda dengan membawa ke RSJ sebetulnya sudah tepat. Sayangnya proses pengobatannya berhenti. Saran saya, adik Anda kembali dibawa ke RSJ untuk menjalani pengobatan. Keluarga Anda juga harus kompak dan mesti tega ketika meninggalkan adik Anda menjalani rawat inap di RSJ. Pemahaman yang tepat bagi keluarga  dalam menangani suatu gangguan seperti yang adik Anda alami, memang sangat penting. Karena faktor keluarga cukup besar bagi kesembuhan suatu gangguan. Di sinilah dibutuhkan psikoedukasi bagi kelularga seorang penderita gangguan agar bisa tepat dalam memperlakukan yang bersangkutan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN