Habib yang Tak Pernah Diam
LADUNI.ID, Jakarta - Saat jadi Dubes, beliau sempatkan waktunya untuk menulis, maka lahirlah Tafsir al-Mishbah. Jabatan tidak membuatnya lupa untuk menulis.
Saat para ulama berbeda pendapat tentang Hijab, beliau menulis buku tentang hijab, tujuannya agar umat paham bahwa hijab itu ikhtilaf dikalangan ulama.
Saat para politisi, agamawan, umat kehilangan jati dirinya sebagai manusia, beliau menulis buku tentang yang penting dari kita adalah akhlak.
Saat kekerasan, teroris marak di Indonesia atas nama agama, beliau menulis buku tentang Islam yang disalah pahami.
Saat orang sibuk mengejar jabatan, hingga mempolitisasi agama untuk menjatuhkan lawan politiknya, beliau menulis buku tafsir tentang surah al-Maidah.
Saat banyak tuduhan fitnah yang dialamatkan kepadanya, dianggap sebagai Syi'ah, tidak mewajibkan jilbab dan lain-lain, beliau menulis buku Islam yang saya pahami.
Agar umat Islam paham bahwa perpecahan adalah senjata yang paling ampuh bagi musuh Islam, dan persatuan adalah kekuatan terbesar bagi kaum muslimin, maka beliau menulis buku mungkinkah Syiah-Sunni bergandengan tangan?
Untuk memberi bimbingan kepada anaknya dan orang lain tentang hakikat pernikahan, maka beliau menulis buku kado pernikahan.
Memuat Komentar ...