Tentang Surat Cinta Gus Dur
Laduni.ID, Jakarta - Suatu hari, manakala aku selesai mengaji kitab Syarh Uqudul Lujain fi Bayan Huquqiz Zaujain karya Syaikh Nawawi Al-Bantani, Ibu Shinta Nuriyah, menyodorkan kitab Nazhariyah Ammah fi Tarikh Al-Fiqh Al-Islami. Aku segera membukanya. Dan "Oh.." Indah sekali. Ada tulisan tangan Gus Dur dengan khat (kaligrafi) Riq'ah yang sangat bagus, dan dalam bahasa Arab fusha yang bagai ditulis oleh cendekia berdarah daging Arab. Tulisan itu ditujukan kepada kekasih beliau yang kemudian menjadi istri tercintanya, ibu Shinta Nuriyah binti Abdus Syukur.
Tertulis di dalamnya:
Dengan rasa cinta dan hormat S. Nuriyah Abdus Syukur
Kairo, 6.9.1966
Abdurrahman Abdul Wahid
Lalu beliau menulis yang artinya kira-kira begini:
Saya kirimkan (buku ini) untuk si dia, dengan harapan dia akan membacanya dengan cermat/kritis tentang sejarah fiqih dan pembentukan teori dan metodologi fiqih berikut seluk beluknya yang sangat luas, untuk kepentingan studinya sekarang dan bekal masa depannya.
Wallahu Waliyyut Taufiq
Abdurrahman Abdul Wahid
Begitulah surat cinta Gus Dur untuk kekasih hatinya, Ibu Nyai. Shinta Nuriyah Abdus Syukur.
Sungguh indah sekali, sebuah cinta yang dibangun di atas pondasi keilmuan dan kecintaan akan ilmu keagamaan. Sebuah cinta yang bahkan jarang ditemui oleh muda-mudi di dunia sekarang. Cinta yang agung bersama keilmuan dan wawasan pengetahuan yang luas. Membentuk keluarga yang kemudian mengantarkan Gus Dur pernah duduk sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Memuat Komentar ...