Bolehkah Shalawat dalam Khutbah Jum'at dengan Memakai Isim Dlomir (kata ganti)?

 
Bolehkah Shalawat dalam Khutbah Jum'at dengan Memakai Isim Dlomir (kata ganti)?

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam kitab Tuhfatus Saniyah karangan al-Ustadz as-Syeikh Hasan Abdur Rahim Ja’far al-Anshori, percetakan Muhammad bin Ahmad Nabhan Khutbah dalam bulan Jumadits Tsani bacaan shalawatnya seperti ini:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

Kemudian dalam kitab I’anah jilid 2 halaman 65 ada keterangan begini:

فَلاَ يَكْفِى اللهُمَّ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَارْحَمْ مُحَمَّدًا وَلاَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ (قَولُهُ وَلاَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِالضَّمِيْرِ) اى فَلاَيَكْفِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ.

Pertanyaan

  1. Adakah pendapat yang mencukupkan/membolehkan bacaan shalawat dalam khutbah dengan memakai shighat sebagaimana dalam khutbah yang kami utarakan di atas?
  2. Bagaimana tanggung jawab khatib yang telanjur membaca shalawat seperti di atas? Apakah wajib memberitahukan kepada semua jamaah Jumat bahwa khutbah tidak sah sehingga mereka harus mengqadla salat Jumatnya dengan salat dzuhur? Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

Baca : Menjadikan Hewan sebagai Eksperimen

Jawaban

    UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN