Kisah Mbah Moen: Menantu Andalan Kiai As’ad Syamsul Arifin

 
Kisah Mbah Moen: Menantu Andalan Kiai As’ad Syamsul Arifin

LADUNI.ID, Jakarta - Kiai Maemon Zubair pernah bercerita, bahwa Kiai Abdul Karim, pendiri dan pengasuh pertama pesantren Lirboyo Kediri, memiliki dua menantu adalan. Pertama, adalah Kiai Marzuqi Dahlan, kedua, adalah Kiai Mahrus Aly.

Dua menantu keren inilah yang banyak membantu Kiai Abdul Karim mengurusi pesantren Lirboyo. Bukan hanya itu, sepeninggal Mbah Manab, nama lain Kiai Abdul Karim, kedua menantu itu juga yang bahu-membahu meneruskan dan memajukan pesantren Lirboyo.

Keberadaan menantu bagi seorang kiai yang mengelola pesantren besar cukup fundamental. Karena ia menjadi “tangan kanan” bagi pengasuh. Beban berat sebagai pemimpin pesantren, suluh penerang umat dan segenap aktivitas akan sedikit banyak dibantu oleh kehadiran dan peran seorang menantu. Apalagi menantu tersebut termasuk kategori “menantu andalan”. 

Mungkin itulah yang dirasakan juga oleh Kiai As’ad Syamsul Arifin, pengasuh generasi kedua Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Kiai As’ad di tengah kesibukannya sebagai pemimpin pesantren, tokoh nasional, sesepuh NU dan kiai-nya masyarakat memiliki menantu andalan. Beliau adalah Kiai Dhofir Munawwar.

Nama Kiai Dhofir Munawwar tidak begitu dikenal publik karena di samping kondisi politik pada waktu itu yang tidak memungkinkan, ia juga tipikal kiai yang menempuh jalan khumul, menyingkir dari popularitas.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN