Enam Pertanyaan Sayyidah Rabi'ah Al-Adawiyah ketika Dilamar Ulama Besar

 
Enam Pertanyaan Sayyidah Rabi'ah Al-Adawiyah ketika Dilamar Ulama Besar
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam Kitab Durratun Nashihin karya Syaikh Utsman bin Hasan terdapat satu kisah menarik tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah ketika dilamar oleh ulama besar, Syaikh Hasan Al-Bashri.

Alkisah, ketika suami Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyyah meninggal dunia, beberapa ulama mendatanginya untuk keperluan melamar sebagai pengganti suaminya.

Ketika itu, Syaikh Hasan Al-Bashri dan para sahabatnya, Malik Bin Dinar dan Tsabit Al-Banani, datang ke rumah Sayyidah Rabi’ah dan meminta izin untuk masuk menemuinya. Sayyidah Rabi’ah mengizinkan mereka untuk masuk rumahnya seraya memasang satir dan beliau duduk di balik satir.

Syaikh Hasan dan para sahabatnya berkata, “Sesungguhnya suamimu telah meninggal, sementara kamu harus memiliki suami.”

Mendengar hal itu, maka Sayyidah Rabi’ah berkata, “Benar, namun siapakah di antara kalian yang paling alim, sehingga aku bersedia menjadi istrinya?”

Mereka menjawab kompak, “Syaikh Hasan Al-Bashri”

“Baiklah kalau begitu, jika kamu bisa menjawab empat pertanyaanku, maka aku milikmu,” kata Sayyidah Rabi’ah kepada Syaikh Hasan.

Lalu Syaikh Hasan berkata, “Bertanyalah, jika Allah menolongku, maka akan aku jawab.”

Obrolah lalu berlanjut.

“Apa pendapatmu jika aku telah mati dan keluar dari dunia, apakah aku menetapi keimanan atau tidak?”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN