Siapa Pengarang Doa Syi'iran Sebelum dan Sesudah Ngaji al-Qur’an?
LADUNI.ID, Jakarta - Doa menjelang ngaji Al-Qur’an atau setelahnya yang berupa syair ini sangat masyhur, tidak hanya di Indonesia.
كَلامٌ قَدِيْـمٌ لاَ يُـمَلُّ سَماعُهُ # تَـنَـزَّهَ عَنْ قَوْلٍ وَ فِعْلٍ وَ نِــيَّةِ
"(Al-Qur’an adalah) kalam yang qadiim[1], yang tiada bosan mendengarkannya # yang bersih dari ucapan, tindakan, dan suara hati."
بِهِ أَشْتَـفِيْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَ نُوْرُهُ # دَلِيْلٌ لِقَلْبِـيْ عِنْدَ جَهْلِــيْ وَ حَيْــرَتِـيْ
"Dengan Al-Qur’an aku berharap kesembuhan dari segala penyakit. Cahaya Al-Qur’an # adalah petunjuk hatiku, saat aku bodoh dan bingung."
فَيا رَبِّ مَــتِّعْنِـيْ بِسِرِّ حُرُوْفِهِ # وَ نَوِّرْ بِهِ قَـلْبِـيْ وَ سَـمْعِيْ وَ مُقْلَتِـيْ
"Maka wahai Tuhanku, karuniailah aku (pemahaman atas) rahasia huruf-hurufnya # dan berkat Al-Qur’an, terangilah aku, hatiku, pendengaranku, dan mataku."
Memuat Komentar ...