Ustadz Ma'ruf Khozin: Ciri Khas Masjid NU
LADUNI.ID, Jakarta - Di Surabaya kawasan Rungkut ada jamaah Majelis Shalawat bernama Paseban Agung yang dibina oleh Kiai Mukarram. Jamaahnya ribuan. Namun selama masa pandemi ini tidak beraktivitas, hanya saja Ngaji Ahad pagi baru dimulai hari ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Saya diminta menyampaikan materi tentang dalil-dalil Amaliah seputar Masjid yang menjadi ciri khas Masjid NU tetapi dibidahkan oleh saudara Muslim yang lain. Berikut adalah dalilnya;
1. Ada tongkatnya
عَنْ شُعَيْبِ بْنِ رُزَيْقٍ الطَّائِفِىِّ قَالَ شَهِدْنَا فِيْهَا الْجُمُعَةَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى عَصًا أَوْ قَوْسٍ
Diriwayatkan dari Syuaib bin Zuraiq, ia berkata: “Kami menyaksikan di Madinah di hari Jumat bersama Rasulullah, kemudian beliau berdiri dengan berpegang pada tongkat atau anak panah” (HR Abu Dawud No 1098).
- Baca juga: Kisah Sang Kiai Ningrat Pembawa Tongkat
2. Pakai mimbar, bukan podium. Sebab yang sesuai Sunnah Nabi adalah Mimbar dengan 3 anak tangga
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَى جِذْعٍ إِذْ كَانَ الْمَسْجِدُ عَرِيْشًا . وَكَانَ يَخْطُبُ إِلَى ذَلِكَ الْجِذْعِ فَقَالَ رَجُل مِنْ أَصْحَابِهِ هَلْ لَكَ أَنْ نَجْعَلَ لَكَ شَيْئًا تَقُوْمُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ حَتَّى يَرَاكَ النَّاسُ وَتُسْمِعَهُمْ خُطْبَتَكَ ؟ قَالَ ( نَعَمْ ) فَصُنِعَ ثَلاَثُ دَرَجَاتٍ . فَهِيَ الَّتِي أَعْلَى الْمِنْبَرِ
Memuat Komentar ...