KH. Husein Muhammad: Al-Hallaj Si Gila
LADUNI.ID, Jakarta - Al-Hallaj kembali ke Baghdad untuk mendiskusikan berbagai problem dan isu krusial sufisme, dengan guru-gurunya: Syaikh al-Junaid, Abu Bakar al-Syibli dan sejumlah sufi besar lainnya. Dia selalu tak puas. Pikiran-pikirannya semakin radikal, melawan mainstream, dan menabrak pagar-pagar ortodoksi, tetapi semakin matang.
Dia lalu kembali ke kampungnya untuk tak berhenti mencari Tuhan dan dia menemukan-Nya di dalam rumah hatinya sendiri. Baju sufi ditanggalkannya dan menggantinya dengan baju tentara, kadang baju robek-lusuh, biar lebih bebas dan tak dikenal saleh. Sesudah itu namanya disebut secara popular sebagai al-Hallaj al-Asrâr (Al-Hallaj, sang pemilik rahasia-rahasia).
Al-Hallaj kembali ke Makkah, di samping untuk haji lagi juga terus mencari mengerti tentang eksistensi diri di bumi Nabi, tempat beliau mengajarkan Tauhid (Kemahaesaan Tuhan). Al-Hallaj lagi-lagi tak puas. Ia lantas berkelana ke berbagai negeri di Timur Tengah dan sampai ke Persia, India dan Cina. Di berbagai tempat itu, yang dijalaninya selama lima tahun, dia memperoleh banyak sekali pengetahuan eksoterik, terutama sekali esoterik. Entah sesudah atau di antara pengembaraan itu, dia ke Makkah lagi.
- Baca juga: Eksekusi Mati Al-Hallaj: Sebuah Tragedi
Dari perjalanan ini dia mulai tampil dengan gagasan-gagasan sufismenya yang menggemparkan. Dia sebarkan gagasan itu secara terbuka dan segera mengundang resistensi dan reaksi kebingungan dan kemarahan publik.
Memuat Komentar ...